Welcome !

Hello ! Welcome to my Blog :) . .

Jumat, 10 April 2015

Sejarah Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani

A.    SEJARAH DESA ABIANSEMAL DAUH YEH CANI
            Setiap tempat pasti mempunyai asal-usul dan latar belakang sejarah. Didalam sejarah akan terungkap kapan berdirinya serta kenapa nama tersebut terpilih menjadi nama Desa, seperti halnya nama Desa Abiansemal, untuk pengungkapan sejarah Desa Abiansemal tidaklah mudah , disebabkan oleh langkanya sumber pendukung baik tertulis maupun tak tertulis atau informasi.
Penulisan sejarah Desa Abiansemal ini adalah perpaduan antara sumber tertulis dengan tak tertulis dari informan yang dapat dipercaya
. Sejarah ini disajikan agar dapat dibaca, dipahami,dan dimengerti oleh pembaca khususnya masayarakat Desa Abiansemal hingga memiliki suatu kesan khusus tentang makna sejarah tersebut.
Sejarah Desa Abiansemal yang didapat dari sumber tertulis yakni :
v  Usana Bali
v  Babad Dalem
v  Babad Mengwi
v  Babad Pasek
v  Sejarah Bali
Sumber tidak tertulis berupa imformasi yang diperoleh dari para tokoh Agama dan Tokoh Adat yang berada diwilayah Kecamatan Abiansemal, dijelaskan bahwa Desa Abiansemal sudah ada sejak Abad ke-14. Bila dibandingkan dengan sejarah nasional kita adalah sejajar dengan jaman Majapahit di Jawa Timur dan Jaman Dalem Ketut Ngulesir di Bali yakni pada Tahun 1380 – 1460. Hal tersebut diceritakan lewat tulisan – tulisan yang memuat tentang Patih Gajah Mada yang menguasai Pulau Bali pada Tahun 1343. Di Abiansemal ia mengirim ekspedisinya Arya Tan Kaur, sebagai perwujudan dari Sumpah Palapa Gajah Mada.
Jika ditinjau dari segi etimologinya , Abiansemal terdiri dari dua kata yaitu : “ Abian “ dan “ Mal “. Abian berarti tanaman, dan Mal berarti tanah subur, Abianmal yang berubah menjadi Abiansemal berarti tanaman yang tumbuh ditanah yang subur. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa Banjar yang ada di Desa Abiansemal menggunakan nama buah – buahan, antara lain : Banjar Juwet dan Banjar Aseman.
Kata Abiansemal bukan saja menjadi Nama Desa, bahkan menjadi nama salah Satu Kecamatan yaitu Kecamatan Abiansemal. Diceritakan pula bahwa pada abad ke-16 Keluarga I Gusti Ngurah Dauh bersama – sama dengan Arya Tan Kaur berkuasa di Desa Abiansemal, kemudian pada Abad 17 Abiansemal berada di wilayah kekuasan Raja Mengwi yaitu Cekorda Munggu. Ketika itu Raja Mengwi mengutus Keluarga Kaba – kaba untuk berangkat ke Desa Abiansemal melalui Desa Sibang dan Mambal, karena kemalaman dijalan mereka menggunakan penerangan dari api daun kelapa kering ( bahasa Bali, Api prakpak ) setelah melewati sungai Ayung (jembatan Mambal sekarang) api penerangan yang digunakan makin suram karena bahanya makin habis dan akhirnya nyalanya padam sehingga yang tinggal hanya bunga – bunga api yang bahasa balinya disebut lelatu. Lelatu itu jatuh berserakan disekitar areal persawahan sebelah selatan desa abiansemal yang akhirnya tempat itu dinamakan Latu, serta Subak pada Areal persawahan itu bernama Subak Latu. Selanjutnya rombongan tersebut sampailah di Desa Abiansemal dan menetap di Banjar Aseman. sejak itulah desa Abiansemal menjadi Wilayah kekuasaan Kerajaan Mengwi.
Dari tahun ke tahun Abiansemal berkembang dan kuat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan diantara Banjar – banjar yang ada di Desa Abiansemal maka dibangunlah Pura Kahyangan Tiga yakni : Pura Desa, Pura Puseh dan Pura Dalem. Bersamaan dengan itu pula dinobatkan Putra Raja Mengwi untuk menjadi Penguasa tunggal di Daerah Abiansemal dengan Gelar Cekorde Abiansemal, Tahun ( 1903 ). Setelah Belanda menguasai wilayah Abiansemal, secara Politis mengangkat Cekorde Abiansemal sebagai Punggawa yang wilayahnya meliputi tiga kedistrikan yaitu : Distrik Abiansemal, Distrik Blahkiuh, Distrik Sibang serta kemancaan Angantaka. Pada Tahun 1911 terjadilah peleburan Sistem Pemerintahan oleh Belanda dimana ketiga Distrik dijadikan satu dan wilayahnya diperluas meliputi Sedang dan Jagapati menjadi Distrik Abiansemal dan kini menjadi Kecamatan Abiansemal yang berkedudukan di Blahkiuh.
Masuknya Jepang di bumi pertiwi menambah beban penderitaan rakyat dengan sitem kerja paksanya yang lebih dikenal dengan nama Kerja Rodi. Hal ini terjadi pula setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, di bawah penindasan Pemerintah Nica, dengan semangat dan Jiwa patriotisme para pemuda di Desa Abiansemal dengan gigih mengadakan perlawanan yang menuntut pengorbanan. Pada tanggal 28 Juni 1948 terjadilan pembantaian oleh Pemerintah Belanda terhadap sejumlah Tokoh – tokoh Pemuda Pejuang Abiansemal yang tertangkap ketika mengadakan perlawanan.Jumlah pemuda pejuang yang disiksa secara kerja oleh Belanda yang selanjutnya ditembak secara masal di depan masyarakat desa Abiansemal sebanyak 13 ( Tiga belas ) orang. Tempat penembakan itu kini diabadikan dengan didirikan Tugu Pahlawan.
Pada tahun 1958 diadakan perubahan Wilayah Desa Abiansemal,yaitu digabungkanya Desa Adat Gerih ke wilayah Desa Abiansemal yang didasarkan atas :
a. Jumlah Penduduk pada waktu itu belum memadai.
b. Pendapatan Desa dirasakan sangat minim.
Jadi di Desa Abiansemal terdapat dua Desa Adat yaitu Desa Adat Abiansemal dan Desa Adat Gerih. Desa Adat Abiansemal terdiri dari 14 banjar yaitu :
1.      Banjar Kedampal
2.      Banjar Batan Buah
3.      Banjar Belawan
4.      Banjar Banjaran
5.      Banjar Sempidi
6.      Banjar Tegal
7.      Banjar Aseman
8.      Banjar Kraman
9.      Banjar Gunung
10.  Banjar Pande
11.  Banjar Juwet
12.  Banjar Latu Sari
13.  Banjar Bantas
14.  Banjar Umopoh
Sedangkan Desa Adat Gerih terdiri dari 2 banjar yaitu :
1.      Banjar Dirgahayu
2.      Banjar Purwakerta
Pada sekitar tahun 1999 Desa Adat Abiansemal mengalami pemekaran lagi yaitu dibagi menjadi dua Desa Dinas. Desa Dinas itu adalah Desa Dinas Abiansemal dan Desa Dinas Abiansemal Dauh Yeh Cani. Hal yang melatarbelakngi pemekaran tersebut adalah banyaknya jumlah penduduk yang ada di Desa Adat Abiansemal. Penamaan Desa Dinas Abiansemal Dauh Yeh Cani di ambil dari adanya sungai yang bernama “Yeh Cani” . Sungai tersebut terletak di antara Desa Dinas Abiansemal dan Desa Dinas Abiansemal Dauh Yeh Cani. Banjar adat yang masuk ke dalam Desa Dinas Abiansemal adalah banjar yang berada disebelah timur dari sungai yeh cani tersebut. Sedangkan , banjar yang masuk kedalam Desa Dinas Abiansemal Dauh Yeh Cani adalah banjar yang berada disebelah barat sungai yeh cani.
Banjar-banjar yang ada di Desa Dinas Abiansemal meliputi :
1.      Banjar Pande
2.      Banjar Kraman
3.      Banjar Gunung
4.      Banjar Aseman
5.      Banjar Juwet
6.      Banjar Latu Sari
Banjar-banjar yang ada di Desa Dinas Abiansemal Dauh Yeh Cani meliputi :
1.      Banjar Kedampal
2.      Banjar Batan Buah
3.      Banjar Belawan
4.      Banjar Sempidi
5.      Banjar Banjaran
6.      Banjar Tegal
Dari tahun 1911 dapat dicatat bahwa Desa Adat Abiansemal secara berturut turut dipimpin oleh Perbekel antara lain :
1. I GUSTI AGUNG ALANGKAJENG ( 1911 – 1923 ).
2. I GUSTI AGUNG KETUT JERNAT ( 1923 – 1941 ).
3. I GUSTI AGUNG MADE PUGUH ( 1941 – 1950 ). (dari Br. Kedampal)
4. IDA BAGUS PUTRA ( 1950 – 1974 ). ( dari Br. Keraman)
5. I NYOMAN REGOG ( 1974 – 1992 ). ( dari Br. Keraman)
6. Drs. I MADE PURNA ( 1992 – 1999 ). ( dari Br. Pande)
Nah , pada tahun 1999 ini sudah terjadi pemekaran Desa  , yaitu Desa Dinas Abiansemal dan Desa Dinas Abiansemal Dauh Yeh Cani. Desa Dinas Abiansemal pernah dipimpin oleh Perbekel antara lain :
1.      Drs. I MADE DARMAWAN, SH ( 2001 – 2009 ). (dari Br. Keraman)
2.      IDA BAGUS BISMA WIRATMA, SH ( 2010 – 2014 ). (dari Br.Aseman)
Sedangkan Desa Dinas Abiansemal Dauh Yeh Cani pernah dipimpin oleh Perbekel antara lain :
1.      I WAYAN MUSTIKA
2.      Drs. I GUSTI AGUNG BAGUS RAKA PUTRA (2010 – 2014)

B.     KEISTIMEWAAN DESA ABIANSEMAL DAUH YEH CANI
Keistimewaan yang dimiliki Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani adalah banyak nya orang-orang yang kreatif dan memliki jiwa seni yang tidak kalah dengan Desa-desa yang ada di kabupaten lain. Dari usia muda sampai tua semuanya bersemangat untuk melestarikan adat tradisi dan budaya bali . Misalnya dari kalangan anak-anak sudah dibentuk sekaa gong anak-anak yang biasanya sudah ngayah di berbagai pura .Kemudian di kalangan remajanya , para pemuda aktif melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial seperti mengadakan pengobatan gratis dan lain sebagainya . Lalu ada juga sekaa gong wanita dari setiap banjar yang ada di Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani. Dari kalangan tua para lansia sangat kreatif membuat sendra tari berupa janger lansia. Tepatnya janger lansia tersebut anggotanya adalah para lansia dari banjar kedampal Abiansemal Dauh Yeh Cani. Sebenarnya banyak sekali keistimewaan yang ada di Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani ini yang mungkin belum dikenal oleh masyarakat luas.
Para Pemudi menarikan tari “Sekar Jepun”
 

Sendra Tari “Sejarah Barong Landung” oleh Pemuda dan sekaa gong anak-anak  di Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani
 



                                                    








2 komentar:

  1. Artikel yang bagus, jaya abiansemal, tiang sameton saking banjaran bravoo

    BalasHapus
  2. Bagus buat anak-anak
    Agar tahu sejarah desanya sendiri

    BalasHapus